Perintah
Awalnya seorang penggede (I) cuman ngomong :” Saya berharap kegiatan ini dapat berlangsung dengan sukses. ”
Trus harapan itu dijadikan nota dinas oleh penggede (II) yang tidak segede penggede (I) sebagai :
“Kegiatan ini harus sukses”. Nota itu akan dikirim dengan fasilitas radiogram ke seluruh penguasa di berbbagai daerah.
Penguasa di daerah membuat edaran kepada seluruh kepala penggede daerah yang isinya :
“Berdasarkan radiogram Penggede II dari pusat maka saya menginstruksikan saudara untuk turut serta mensukseskan kegiatan ini”.
Kepala penggede daerah akan memerintahkan bawahannya dengan jurus Pokoke â„¢ begimanapun caranya Pokoke â„¢ kegiatan ini harus sukses.
Tinggallah para kawula alit daerah yang berhubungan langsung dengan masyarakat kebingungan.
Seraya menunggu petunjuk dari para penggede, sebab kawula alit selalu diposisikan untuk ditunjuk, mereka merapal berbagai ajian hingga jurus terakhir.
Jurus apa yang harus digunakan…. haruskah menggunakan jurus yang terlarang itu…..
Masih tergiang ujaran sang Guru dulu ketika masih belum turun gunung :
:”Anak cucuku ingatlah pesan terakhir dariku, hari ini telah kuajarkan semua ilmu yang ada padaku, kini saatnya kalian turun gunung…jadilah orang yang berbakti pada nusa bangsa dan agama, dan ingat jangan gunakan jurus pamungkas itu kecuali kalau memang benar-benar terdesak….”.
busss asap mengepul dan sang Gurupun menghilang…
Tinggallah perang bathin antara kebenaran dan kebohongan…… mana yang akan di pilih, semoga norma masih mampu membatasi pilihan kita…
Pokoke harus komentar!!!…:)
imcw said this on Desember 5, 2007 pada 3:20 pm |
pokoke ngeyel kudu sukses…???:(
ndarualqaz said this on Desember 6, 2007 pada 5:23 am |
jurus terakhir itu pasti jurus … … …
ndarualqaz said this on Desember 6, 2007 pada 5:24 am |
hetriks
ndarualqaz said this on Desember 6, 2007 pada 5:31 am |
ini tentang apa to pak?
mayssari said this on Desember 6, 2007 pada 7:21 am |
Wah, pola kinerja birokrasi di negeri ini agaknya memang parah nih. Telah terjadi penekanan berlapis Yang paling repot tentu orang2 bawahah yang paling bawah.
Sawali Tuhusetya said this on Desember 6, 2007 pada 12:28 pm |
baca dulu…
Anang said this on Desember 7, 2007 pada 3:42 am |
Mengabdi buat atasan, bukan mengabdi buat rakyat..ya jadinya kebingungan sendiri…
agusampurno said this on Desember 7, 2007 pada 3:48 am |
Pokoke&trade yang seperti itu harus diubah, Kang Guru. Harus ada yang berani melakukan revolusi budaya birokrasi.
Tapi siapa? Kita-kita ini kan di luar birokrasi ya…
kombor said this on Desember 7, 2007 pada 7:31 am |
hehehe… heran kang, akhirnya kita yang jadi perang batin, cuapek kang!, mestinya energinya disimpan untuk melawan mereka yang terjebak sistem yang super busuk, beginilah kang, biar negeri di negeri ini bermunculan orang pinter, lha tujuannya buat makan, setelah kursi penggede mengenyangkan perut, lupalah pada ajaran
peyek said this on Desember 7, 2007 pada 8:03 am |
🙂 sip-sip… curahan hati ya ini…
alief said this on Desember 7, 2007 pada 8:38 am |
seperti pepatah
makan buah simalakama
😆
almascatie said this on Desember 7, 2007 pada 3:27 pm |
kebenaran dan kebohongan… dua hal yang sulit diraba tapi mudah dilaksanakan sebenarnya 🙂
kurtubi said this on Desember 8, 2007 pada 5:15 pm |
yah, begitulah negeri ini wa’
semua lapisan hanya repot dengan urusan cari muka dan nama pada atasan hingga menyusahkan rakyat yang mestinya mereka beri layanan
@ANAS
Setuju nas
anas said this on Desember 8, 2007 pada 6:09 pm |
Salam kenal. Artikelnya lucu 🙂
@bang adi
salam kenal kembali kayaknya ayam bakarnya boleh juga tuh 🙂
bangbadi said this on Desember 9, 2007 pada 5:46 pm |
Jurus pamungkasnya apa Kang?
@deking
itu kata kang biho juga thi ki i beng
deKing yang biasa2 saja said this on Desember 10, 2007 pada 2:16 pm |
Bukankah itu termasuk dalam budaya kita .. bukan tidak dapat diubah tapi sedikit sulit untuk di ubah karena telah membudaya.
Kalau memang bekerja dengan baik dan benar .. ga perlu dibilang harus sukses .. pasti sukses.
@Bang eby
setubuh bang
erander said this on Desember 10, 2007 pada 2:29 pm |
penggede memang hanya bisa menyuruh doang 😦
@indra
trus saha nu ripuh kang?? 🙂
indra kh said this on Desember 11, 2007 pada 12:07 am |
ha…ha… penggede I dan penggede II, yang gede mulutnya doang…
@klikhillary
kayak ikan aja gede mulut 🙂
klikharry said this on Desember 12, 2007 pada 12:20 pm |
loh penggede memang tugasnya nyuruh kan.. hehehehee.. maenya turun kerja sendiri.. hihiih.. moal aya nu daekeun atuh..
@roffi
hehehhe bentik curuk balas nunjuk capetang balas miwarang kang
roffi said this on Desember 12, 2007 pada 2:12 pm |
Got a little bit confused while reading :S
facts mammal said this on Desember 12, 2007 pada 3:14 pm |
gimana hasil tunjuk hidungnya kang … rupanya sedang bergolak batinnya yaa menerima petunjuk yang selau menunjuk hidung pak guru… 🙂
@Pak Kurt
hihih iya kang bikin mendidih nih
kurtubi said this on Desember 14, 2007 pada 2:08 am |
Jurus pamungkas si uwak ieu yeuh : Thi kie ibeng… heh he he.. Amithaba.
@Biho
hayyayya thi kie ibeng… sedot tenaga pindahkan nyawa kekekke atuh nanti nempel terus kang kaya perangko
Biho said this on Desember 14, 2007 pada 2:39 am |
Kang Guru, saya usulkan njenengan jadi Pejabat yang nantinya bisa mengubah paraigma ‘perintah’ seperti yang sampean tulis..
hehehehehehehe
@gempur
wah ngak ada di garis tangannya saya menjadi pejabat hehehhehe
gempur said this on Desember 14, 2007 pada 9:10 am |
jurus terakhirnya apa tuh ??
@ario
Thi khi i beng kata kang biho mah 🙂
ario dipoyono said this on Desember 15, 2007 pada 11:03 am |
ya ya … jadi pejabat yang baik itu bagus kog Kang … saya ikutin doain juga. Amin.
@Ersis
amieen pak
Ersis WA said this on Desember 17, 2007 pada 1:50 am |
bikin Kaleidoskop-Blogâ„¢ yuk… Liat contohnya di
http://alief.wordpress.com/ 🙂
alief said this on Desember 20, 2007 pada 6:13 pm |
ah pokoke sayah cinta guru bahasa inggris sayah haha
pak deden masihkah kau ingat pada muridmu yang cantik ini 😀
gubraxxx
LieZMaya said this on Desember 28, 2007 pada 2:36 am |
Sudah sudah, wong cilik ngga usah banyak omong. Banyak nulis ajah.
@Muallaf
hikhiks yayayayyaya
Menggugat Mualaf said this on Januari 3, 2008 pada 6:46 am |
kasih jurus; jilat ke atas, injak ke bawah. Tau jurus: angkat ke atas, teken ke bawah. Tau jurus: cocok hidung kebo.
Hazan said this on Januari 8, 2008 pada 8:12 am |
jurus pamungkas: sisakan 60% bagian untuk disalurkan ke atas, 20% ke penggeda II, 10% ke penggede III, dan sisanya untuk rame-rame…
4bu4m4r said this on Januari 8, 2008 pada 8:15 am |
gampangnya lah: pake ilmu kucing garong
Abuamran said this on Januari 8, 2008 pada 8:30 am |
Ajarkan jurus pamungkasnya dong, abis ga dapet sih waktu terakhir kabur dari gunung…:(
dzulfikar said this on Januari 9, 2008 pada 8:59 am |