Miskin mau dooong
Nyontek tulisan bu evi , dan komentarnya cakmoki di omaigat, tentang fakir miskin dan anak-anak terlantar yang dipelihara oleh negara itu, memang miskin itu susah, miskin itu ngak deh makasih. Jadi inget bentar lagi kan musim penerimaan siswa baru, nah ada banyak pengalaman di sekolahku yang emang mayoritas siswanya tergolong miskin, setidaknya menurut pengakuan orang tua yang datang ke sekolah.
Ceritanya kan tiap tahun ajaran baru, Komite sekolah dan para orangtua siswa baru rapat untuk idealnya sich membahas program sekolah, yang biasanya nyangkut ke soal biaya. Nah udah beberapa tahun belakangan ini kalo nyangkut biaya sekolah rame deh pembahasannya. Trus usai rapat misalnya di tentukan bahwa dana sumbangan pendidikan atau yang dikenal dengan istilah dsp adalah x rupiah.
Sekolah biasanya akan ngambil kebijakan soal pembayaran x rupiah itu, mekanismenya :
1. Di bayar tunai (kayak mas kawin aja)
2. Di cicil sekian kali
3. Dibayar dengan SIM (surat izin miskin) dari kelurahan.
Nah, mengenai SIM yang bukan izin mengemudi tadi, sering saya dapet pengalaman lucu.
Dialognya kira-kira begini :
Ortu : Maaf pak bisa ketemu sama kepala sekolah
Saya : Oh bisa pak silahkan di ruang tamu.
Entah apa yang terjadi di ruang tamu, kepsek memanggil saya untuk menemui ortu.
Saya : Ada yang bisa saya bantu pak?
Ortu : Oh iya ini soal anak saya, saya mau menyerahkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan.
Saya : Oh iya pak nanti saya urus, kalo udah beres nanti saya kabari bapak, ada alamat yang bisa saya hubungi pak?
Ortu : “Oh ini catat saja no HP saya.” dan ia mengeluarkan Nokia N series dari saku bajunya.
Ortu : 081sekian-sekian
Saya : No rumah pak ?
Ortu : 02sekian-sekian
Saya : makasih pak, nanti saya hubungi.
Dan Ortu itu pun berlalu dengan motor bebeknya yang terlihat masih baru.
Saya heran kok bisa ya orang yang punya N series dan motor bebek baru dapet SIM biar bebas biaya sekolah. Emang sich lebih untung kalo punya surat keterangan tidak mampu paling ngurus kekelurahan trus bebas deh biaya sekolah sesuai dengan tuntutan UUD 1945.
Emang sich sekolah dirasa mahal, cuman terus terang itu juga yang ditakutkan oleh guru jangan-jangan guru ngak mampu membiayai anaknya untuk sekolah.
Halah
Iya kanga very complicated situation, menurutku andaikan saja pendidikan itu gratis… tiak akan ada amsalah seperti ini ya kang, kesejahteraan guru juga di perhatikan tentunya… SEMOGA
@bu evy
andai dan semoga bu
Evy said this on Juni 13, 2007 pada 4:57 am |
waaaaaaaaaaaaaa….lam kenal dulu yak..
yap “lam kenal…”
zulfanahrielly said this on Juni 13, 2007 pada 5:00 am |
WAh itu sih bukan miskin Kang. Kacau, kacau, and kacau.
Kok ada ya yang begitu? Ga tahu malu amat?
Btw, bagus juga pertanyaannya kang, strategy untuk tahu kemiskinan itu? Tanya no HP, tanya no telp rumah, eh bawa motor bebek baru pula. Bengong deh…. apa mungkin standar miskin di Indonesia sudah berubah? Ada-ada saja ya di Indonesia tercinta ini.
@mathematicse
standarnya dah di bahas di omaigat sama bu evy, dan memang kacau balau
mathematicse said this on Juni 13, 2007 pada 7:28 am |
banyak yg miskin ya kang … 😦
@teh jurig
mungkin udah ada virus miskin teh, menyebar ke segala bidang
jurig said this on Juni 13, 2007 pada 8:15 am |
waduuuhhhh malu-maluin tuh si bapa? apa ga tau malu ya? atau besar kemalu……. ups, jangan di terusin ah.
ya, realita bangsa kita sedang menggalakan program memasyarakatkan kemiskinan dan memiskinkan masyarakat. Banyak kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang muaranya pada kemiskinan rakyat. huh…, lima puluh tambah lima puluh, ceppe deeeeeeeeeh.
Lebih parah lagi jika kemiskinan materi ini berinterferensi dengan kemiskinan moral, mungkin kasus si bapa itu adalah contoh realnya.
tp moga2 aja pemerintah tidak kepikiran membuat program memiskinkan para guru. wooooww apalah jadinya dunia? iiiiiiiihhhhh amit-amiiiiiitt deh.
@ading
bukan malu-maluin ding, mungkin urat malunya dah putus
ding-doang said this on Juni 13, 2007 pada 8:20 am |
walah-walah *sambil geleng-geleng*
@anggara
jangan kebanyakan geleng-geleng nya 😛
anggara said this on Juni 13, 2007 pada 9:44 am |
lam kenal
@Nayz
lam kenal kembali nayz
Nayz said this on Juni 13, 2007 pada 10:04 am |
Itu teorinya. Orang miskin dipeliahar negara. Tapi kalo di amrik denger2 emang bener2 dikasih makan dll.
@Agam
negara ini penuh teori miskin implementasi ya
Agam said this on Juni 13, 2007 pada 11:09 am |
Pembayaran x rupiahnya nggak ada pilihannya pak?
Misalnya:
a) sekian rupiah – sekian rupiah
b) dua-kian rupiah – dua-kian rupiah
c) tiga-kian rupiah – tiga-kian rupiah
d) di atas empat-kian rupiah…
😆
@Master Li
e) gratis dengan surat keterangan hehehhehe
Master Li said this on Juni 13, 2007 pada 11:40 am |
Sebenarnya, dalam kehidupan sehari-hari; yg biasa dipakai bukan surat ket miskin
melainkan surat ket tidak mampu … utk
beli mobil
beli motor
begitulah
selalu ada celah utk tdk berbohong
Salam kenal 😉
@luthfi
heheh aku juga pengen bikin ah surat keterangan ngak mampu beli mobil, motor, rumah
eh kalo di bawa ke dealer laku ngak yah 😉
Luthfi said this on Juni 13, 2007 pada 12:34 pm |
Jangan-jangan si ortu itu masih saudara dekat Kangguru…???
Ko tahu celah sih…he he…
<strong>@rbaryan
ya kalau sodara dekat pasti anda donk hehehhehe</strong>
rbaryans said this on Juni 13, 2007 pada 2:32 pm |
Memang di Indonesia ini kayaknya banyak orang berjiwa pengemis. Kalau tidak punya apa-apa mengemislah ia, kalau punya kekuatan jadi premanlah ia, kalau punya kekuasaan jadi koruptorlah ia. (Wah nyambung gak ya komenya?)
@kang doey
pas banget kang
doeytea said this on Juni 14, 2007 pada 12:25 am |
btw, manakah yg lebih miskin:
pejabat korup yg tinggal di rumah mewah ataukah saudara kita yg tidur di kolong jembatan..?
*sedih*
@axireaxi
pejabatnya banyak yang miskin….. hati
axireaxi said this on Juni 14, 2007 pada 1:03 am |
huahaha, seru…
persis sama kayak ngurus kartu miskin untuk beras, kesehatan, dll. Kalah tuh hp kepsek sama si miskin.
Itulah pak, mereka yg pura-pura *atau cita-cita* miskin ingin anaknya pinter tapi modal nipu 😛
@cakmoki
hehehhe iya kepsek aja kalah apalagi saya cak, masih pake si-emen a 55 jadul, plus ngak punya motor hehehehhe
cakmoki said this on Juni 14, 2007 pada 3:30 am |
—– di bawah terik matahari aku memungut seonggok sampah demu sepenggal kata ….kenyang….
tidak semua yang dapat dihitung, dapat menghitung. tidak semua yang dapat menghitung, dapat dihitung.
@supermax
itung-itungan jadi miskin heheheh
supermax said this on Juni 14, 2007 pada 9:09 am |
Trus klo gini siapa yang salah donk. Apakah media terutama TV juga pengaruh ?
@anas
Entahlah ™
anas said this on Juni 14, 2007 pada 10:13 am |
Para leluhur di Jawa sering berkata, “Sugih kuwi dununge neng ati.” (“Kaya itu letaknya di dalam hati (batin)”). Kalau membaca tulisan Wa Guru di atas mengenai ortu yang ngasih SIM tetapi dia punya Nseries dan bebek baru, berarti memang benar kata para leluhur dulu. Bahkan pada pejabat ataupun orang kaya berpangkat pun pada miskin. Miskin akhlak. <a href=”http://suaraku.com/2006/10/18/kaya-berpangkat-miskin-akhlak-2/” rel=”nofollow”>Kaya berpangkat miskin akhlak</a>.
@kang kombor
iya bener banget yang di tulis kang kombor
Kang Kombor said this on Juni 14, 2007 pada 11:46 am |
di indonesia, miskin merupakan suatu kebanggaan…
#imcw
miskin kok bangga ya pak
imcw said this on Juni 14, 2007 pada 2:52 pm |
miskin tipu emang lagi laku….
tp acting nya kurang canggih…..
giliran dimintain sumbangan / kewajiban bayar ini itu belagak miskin….
ampuuun deh kang guru…..
kyknya ngeluarin surat tidak mampu juga harusnya pake survey dulu kali…..
@Nila
heheh iya kayaknya harus di survey
Nila said this on Juni 14, 2007 pada 3:18 pm |
daripada pusing miskin, mending ngimpi kaya dari google adsense aja ah
@roffi
iya ya mendingan usaha dari adsense
roffi said this on Juni 14, 2007 pada 7:23 pm |
prioritas seperti orang kaya… meskipun miskin 😀
@Pak Urip
iya keknya prioritasnya beda ya pak
helgeduelbek said this on Juni 15, 2007 pada 1:56 am |
Enak buener ya wak. Ngaku miskin tapi harta sebenarnya berkecukupan (indikator dari ponsel, sepeda motor, dll). Memprihatinkan 😦
@indra kh
kayaknya situasional ya hehehhe
indra kh said this on Juni 15, 2007 pada 2:06 am |
hehehe ironis ya pak, dia sekalian nawarin berlibur ke vilanya di puncak ga??
iway said this on Juni 15, 2007 pada 2:47 am |
kenapa mau miskin??
ya hidup hidup..
zulfanahrielly said this on Juni 15, 2007 pada 2:51 am |
Tetaplah untuk terus berjuang, sampai napas terakhir berhembus. Jagan pernah menyerah dengan keadaan.
prayogo said this on Juni 15, 2007 pada 11:59 am |
😦
padahal kemarin saya liat tayangan tv
seorang korban kerusuhan ambon yang telah kehilangan istri dan harta bendanya terpaksa menjadi pemulung di metropolitan, ia sangat berharap anaknya kelak tidak mengikuti jejaknya namun… ia berkeluh
meskipun pemerintah telah membebaskan biaya sekolah (SD) tetap saja ia tidak mampu untuk membayar buku dan seragam sejumlah 300 rb rupiah…
wakwawww perasaan jadi teu pararuguh 😦
xwoman said this on Juni 15, 2007 pada 12:19 pm |
sulittttttttttttttt serba rumiiiiiiiiiiiiiiiiiiit ngaku miskin eh.. bawa N series, ngaku politikus bersih eh…. terima uang juga… hiihihih zaman ini udah berubah pak, saya lebih suka nulis blog aja, terus baca blog lagi dan lagi dan lagi… salam kenal
Syarif Winata said this on Juni 16, 2007 pada 9:09 am |
iyaa pak guru… kalau urusan orang miskin bakal dapat keringanan pada antri memiskinkan diri (pengalaman pribadi nih)
sama juga jika ada program orang kaya harus nyumbang semua antri memiskinkan diri…
hanya the real miskin yang benar2 miskin berpikir memiskinkan diri…
loh kok cari nulis artikel di sini seh …. 🙂
santribuntet said this on Juni 16, 2007 pada 5:32 pm |
Hmm…cerita yang mengharukan.
Boleh minta nomor hp-nya si bapak gak kang? serius nih.
Abis baca ceritanya kang guru saya jadi kepikiran mo nyumbang pulsa buat si bapak ber hp Nokia N series. hehehe….
elpalimbani said this on Juni 18, 2007 pada 4:34 am |
Hidup itu pilihan.
Miskin? juga opsional 😀
Fadli said this on Juni 18, 2007 pada 1:06 pm |
o0o.. tapi bukankah sekarang Sekolah Dasar aja udah banyak yang gratis ya….
Tapi kalo Swasta sich tetep gile dech tiap taun malah naik…
Dodolz
Mana Sekolah SMK jurusan ipa malah belajar ips….
kopi^susu said this on Juni 22, 2007 pada 7:05 pm |
wah, rumet klo gitu yah. Tapi bagi yang benar2 miskin (sebenarnya bukan miskin2 amat sih, tapi kurang mampu untuk “menyempurnakan biaya sekolah”), saya juga prihatin sama pemerintah dan yang “ngurus(biasanya staff admin sekolah)”, untuk memberikan beasiswa aja mesti jual kemiskinan (+malu juga) sebagai syarat. ini pengalaman pribadi lho!!hehehe
prestasi?belum tentu dilihat. trus pas udah dapet beasiswanya, eh malah diminta biaya “capek” sama yang “ngurus”. Ikutan capek deh
aisyah said this on Juli 5, 2007 pada 5:01 am |
nb: supaya gak salah pengertian, karena termasuk golongan yang kurang mampu untuk”menyempurnakan biaya sekolah”. Kami sekeluarga juga gak ada hp, maupun alat elektronik yang bisa memanjakan keluarga kami (jujur lho, hehehe) maklum benar2 kampung soalnya, mo nelpon siapa. saya sendiri juga baru tahun 2006 punya hp(krn sudah punya penghasilan sendiri) dan itu pun bukan hp teknologi tinggi, yang penting bisa nelpon aja. Jadi pantes kan dapat pengurangan biaya sekolah, hehehe
nb yang kebanyakan, curhat deh
aisyah said this on Juli 5, 2007 pada 6:17 am |
memang di jaman sekarang pendidikan lumayan mahal…..tapi dari segi mutu nya kurang, ….nah … STIE Tunas Nusantara solusinya . ada Beasiswanya lagi mau tahu…….coba klik http://rianatn81.wordpress.com
dan dapatkan voucer gratis tuk fomulir.
rianatn81 said this on Juli 26, 2007 pada 4:45 am |
Jangan-Jangan…. Miskin Itu
Enak.
Punya HP N series, Punya Motor Bebek,
Bolehlah, MAsih Mudo ada SIM, Aneh aj..??
Daftar MIsKin Mau Ga?
**********
@anaconda
iya mau ngak miskin beneran
anaconda said this on Agustus 26, 2007 pada 7:09 am |
tungguuuuuu… Komen 34 ntu promosi Ya………..???
Wah2, nggak Takut tuh Sekolah, biaya nya di tuker SIM…??
anaconda said this on Agustus 26, 2007 pada 7:10 am |
perbatasan identik dengan daerah tertinggal dan daerah tertinggal merupakan daerah masyarakat miskin.kenapa pemimpin negeri ini tidak memperhatikan?jangan urus perutmu dulu…ada mentri daerah tertinggal ko tinggal di jakarta sh….tu liat kaltim khususnya nunukan hidup dari dari malaysia aja
agabag said this on November 28, 2007 pada 5:25 am |